Sebuah bank komunitas yahudi mengejutkan masyarakat Amerika Serikat. Devon Bank, begitu nama bank tersebut, secara gamblang menyediakan produk perbankan bernasis syariah. Sesuatu yang tak lazim di negara tersebut.
Menurut David Loudly, Kepala Pembiayaan Berbasis Agama Devon Bank, bukanlah hal yang mudah untuk memutuskan langkah ini. Bahkan, ketika sejumlah imigran Arab datang untuk meminta bantuan keuangan untuk usaha tanpa riba, bank ini sempat menolak mentah-mentah.
”Kami katakan tidak,” katanya seperti dikutip dalam Business Week pada akhir Januari lalu.
Namun, menurutnya, dunia global terus berubah. Meski permintaan para imigran tersebut telah diakomodir sejumlah bang Islam seperti Bank Syariah Kuwait (UBK), permintaan terus muncul terus menerus. Hal tersebut membuat bank yang sudah berdiri 65 tahun ini akhirnya luluh. Tepat di tahun 2003, bank ini meluncurkan produk pembiayaan dengan asas syariah.
”Kami menganggap ini menjadi kebutuhan masyarakat. Mereka minta tolong dan kami wajib membantu,” ujarnya. ”Ini misi untuk melayani masyarakat,”.
Ia mengaku, banyak tantangan yang Devon Bank hadapi ketika unit syariah bank ini berdiri. Dari internal, di masa awal, setiap harinya Devon Bank harus mengucurkan dana 1 juta dollar untuk likuiditas tiap harinya
BMT Bina Insan Sejahtera
Senin, 28 Februari 2011
Kamis, 24 Februari 2011
Insyaallah Logo Kami
Cerita Logo kami :
- Bintang 8 (warna hijau) adalah aspiratif untuk menunjang kesejahteraan karyawan dan jama’ah
- Kepalan Tinju adalah lambang keteguhan, ketegaran dan semangat membangun
- Rantai adalah melambangkan persatuan dan persahabatan yang kokoh
- Roda Bergerigi adalah melambangkan upaya keras yang ditempuh secara terus menerus
- Padi dan kapas adalah lambing yang menggambarkan kemakmuran rakyat
- Tulisan Bina Insan Sejahtera (BISA) (warna kuning) adalah: persatuan (ukhuwah) menuju kejayaan yang diridhoi Allah
Rabu, 23 Februari 2011
Ketua Pengurus BMT
Bukit Tinggi |
perkenalan singkat dari kami segenap pengurus BMT Bina Insan Sejahtera (BISA) Solok
Ketua Pengurus
Nama : Rinal Dides
Ttl : Padang, 26 Desember '85
Alamat : Jl. Lintas sumatera KM 4 Saok Laweh Kec. Kubung Kab. Solok
Pendidikan :
- SD : SDN Pejuang II Bekasi (1998)
- SMP : SMPN 2 Solok (2001)
- SMA : SMAN 2 Solok (2004)
- PT :
- UMMY Solok (2005 - 2006)
- Ma'had Baitul Qur'an Depok (2006-2007)
- BSI Depok - Manajemen Informatika (2008 - sekarang)
Pekerjaan :
- Marketing Meubel (bag. Produksi) (2007 - 2009)
- Teacher SDIT Amal Mulia (2009 - 2010)
- Ketua Pengurus BMT BISA Solok (2010 - Sekarang)
Contak :
- 0852 8109 7966
- 0857 1565 7795
Email & Situs :
- rinaldi_abd@yahoo.com
- www.rinaldipdg.blogspot.com
Bisnis Syariah Bukan Hanya Alternatif, Tapi Solusi Masalah Ekonomi
Sistem ekonomi syariah awal kehadirannya di Indonesia hanya dijadikan sebagai alternatif solusi krisis moneter, namun saat ini ekonomi syariah tidak lagi hanya sekadar menjadi alternatif, tetapi ekonomi syariah menjadi solusi dalam berbagai persoalan umat manusia. Demikian diungapkan Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) KH Ma'ruf Amin menanggapi peranan ekonomi syariah dalam pertumbuhan ekonomi Nasional.
"Fakta sudah berbicara, bahwa sistem ekonomi konvensional yang selama ini diterapkan banyak negara di dunia, tidak hanya merugikan tetapi juga membahayakan umat manusia. Karena sistem ekonomi konvensional, yang diuntungkan hanyalah kelompok tertentu, bukan orang banyak, " jelasnya.
Sebaliknya, menurutnya, ekonomi syariah justru membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi umat manusia. Seperti yang terjadi saat krisis moneter 1997 silam, lembaga keuangan syariah di Indonesia, khususnya bank syariah, mampu bertahan dengan baik. Sedangkan bank-bank konvensional yang diandalkan menjadi roda ekonomi, mengalami masa sulit.
Lebih lanjut Ma'ruf Amin mengatakan, keunggulan ekonomi syariah sudah tidak diragukan lagi. "Sudah banyak contoh keunggulan ekonomi syariah. Sayangnya, masih banyak masyarakat muslim yang belum melaksanakannya secara konsekuen, " ujarnya.
Ia menjelaskan, ekonomi syariah mengajarkan tegaknya nilai-nilai keadilan, kejujuran, transparansi, antikorupsi, dan eksploitasi. Artinya, misi utamanya menegakkan nilai-nilai akhlak dalam aktivitas bisnis, baik individu, perusahaan, ataupun negara.
Senada diungkapkan Pakar Ekonomi Syariah Adiwarman A Karim, dibandingkan dengan ekonomi konvensional, pertumbuhan ekonomi syariah jauh lebih pesat. Meskipun faktanya, aset perbankan syariah hingga saat ini belum mencapai dua persen pada tahun 2007. Namun Ia optimis, target Bank Indonesia terhadap pangsa pasar syariah sebesar lima persen di akhir tahun 2008 ini akan tercapai.
"Sebagai praktisi perbankan syariah, saya tetap optimis ekonomi syariah akan berkembang lebih baik, " ungkapnya.(novel/ht)
Langganan:
Postingan (Atom)